Batalyon ini Berkedudukan di Gebang, Cakra Negara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Yonif yang berdiri pada 19 Maret 1965.
Sejarah singkat Yonif 742/Satya Wira Yudha
Pada bulan April 1956 di Singaraja Bali mendarat Batalyon 701 dari RI 25/Maluku Selatan dipimpin oleh Kapten Abdul Jalal sebagai Komandan Batalyon di RI-26/Nusa Tenggara, Kompi-Kompi Yon 701 di tempatkan di Pulau Bali, Lombok dan Sumbawa. Setelah berjalan sekitar satu setengah tahun di Nusa Tenggara tepatnya pada tanggal 1 Januari 1959 berdasarkan Surat Keputusan Pangdam Nusa Tenggara Nomor: KPTS/005/I/1959 Yon 701 dipecah, dan selanjutnya tanggal 20 Juni 1959 2 Kompi yang berada di Lombok dan Sumbawa ditambah dengan Tamtama Milsuk Lulusan Angkatan ke-2 tahun 1958 disusun menjadi 1 Batalyon yang diberi nama Batalyon Y/Raksa Buana.
Susunan Pejabat Batalyon Y/ Raksa Buana saat itu sbb :
• Danyon : Kapten Suntoro.
• Wadanyon : Kapten Sumitro, kemudian diganti oleh Kapten Hanapi.
• Dankima : Kapten Sardi.
• Danki - A : Kapten Abdullah, kemudian diganti oleh Kapten Basir Sandi Surya.
• Danki - B : Lettu Subaggio.
• Danki - C : Lettu R. Sutopo.
• Danki - D : Lettu S. Harahap, kemudian diganti oleh Lettu R. L. Arwan.
Pada tahun 1960 keluar Surat Keputusan tentang sebutan Batalyon Y/Raksa Buana menjadi Batalyon 706/Raksa Buana dan sebagai Komandan Batalyon diangkat Kapten Abdul Jalal. Pada tanggal 17 Maret 1965 dengan Surat Keputusan Pangdam XVI/Udayana Nomor:Kep-070/3/1965 Batalyon Infanteri 706 ROI-II dirubah menjadi Batalyon Infanteri 742-ROI-64.
Berdasarkan Radiogram Pangdam XVI/Udayana Nomor:T-705/1966 tanggal 25 Oktober 1966, Yonif 742 ROY-II dirubah menjadi Yonif 742 ROI-64 dengan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor: Skep 169/VI/1973 tanggal 8 Juni 1973 disyahkan dan di serahkan Tunggul Yonif 742 dengan nama “ SATYA WIRA YUDHA “
Lambang dari Logo satuan Yonif 742 antara lain:
Bintang, Padi dan Kapas, Gunung, Senjata Trisula Emas, dan Air berwarna biru
1.
1. Bintang emas merupakan simbol sila pertama dalam pancasila berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Lambang bintang tersebut memiliki makna sebagai sebuah cahaya yaitu yang dipancarkan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada umat manusia.
2. Padi kapas ini melambangkan sila kelima, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Kapas dan padi melambangkan pangan dan sandang yang merupakan kebutuhan pokok semua rakyat Indonesia tanpa melihat status atau kedudukan.
3. Gunung merupakan lambang kekuatan yang tinggi dan kokoh, sebagai prajurit harus memiliki keperwiraan dan ketangguhan serta kekuatan di dalam menghadapi segala hal. (Gunung Rinjani)
4. Senjata Trisula Emas atau trishula atau serampang (Sanskerta: trishul) adalah tombak bermata tiga yang secara harfiah berarti tiga tombak. Juga disebut trident dalam bahasa Inggris. Selain itu, trisula digunakan juga oleh orang Indonesia. Dalam tradisi spiritual Hindu trisula adalah simbol mata ketiga.
5. Air Berwarna Biru merupakan suatu kebutuhan paling utama bagi mahluk hidup tak terkecuali seorang prajurit.
sebagai prajurit selain memiliki kekuatan dan keterampilan bertempur juga harus bisa menyesuaikan diri dimanapun berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih , semoga sukses selalu